Nusantara.WAHANANEWS.CO – Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran mengapresiasi langkah progresif Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) yang berhasil menarik investasi asing berskala besar dari Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk pembangunan hunian vertikal di IKN.
Masuknya dua konsorsium global tersebut dinilai sebagai penanda kuat bahwa pembangunan IKN telah bergerak dari fase perencanaan menuju realisasi konkret yang diakui dunia internasional.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dorong Konektivitas Transportasi IKN–Sarawak untuk Perkuat Ekonomi Kawasan
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai keberhasilan ini menunjukkan efektivitas kepemimpinan OIKN dalam menerjemahkan visi besar pemerintahan Prabowo-Gibran ke dalam proyek yang kredibel dan bankable.
“Ini memperlihatkan tumbuhnya kepercayaan global terhadap arah pembangunan Indonesia ke depan,” ujar Tohom, Jumat (26/12/2025).
Menurutnya, keterlibatan konsorsium Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam pembangunan rumah susun di IKN membuktikan bahwa konsep kota masa depan yang diusung pemerintah mulai dipahami dan diterima oleh investor internasional.
Baca Juga:
Ogah Pindah ke IKN, Bos Otorita Sindir PNS
“IKN kini tidak lagi dipandang sebagai gagasan ambisius di atas kertas, melainkan sebagai proyek nyata dengan tata kelola yang semakin matang,” katanya.
Tohom menilai skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang dijalankan OIKN telah menjadi instrumen penting dalam menarik investasi jangka panjang.
Ia berpandangan, transparansi dan kepastian hukum menjadi faktor kunci yang membuat investor global berani menanamkan modal dalam jumlah besar.
“Keberhasilan ini harus dijaga dengan konsistensi kebijakan dan kepastian eksekusi di lapangan,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pembangunan 41 tower rumah susun dari total investasi Rp 12,3 triliun akan mempercepat pemenuhan kebutuhan hunian bagi aparatur sipil negara dan masyarakat di IKN.
“Hunian adalah fondasi kota. Ketika hunian tersedia dengan baik, aktivitas ekonomi dan sosial akan tumbuh secara alami,” kata Tohom.
Dalam perspektif yang lebih luas, Tohom melihat proyek hunian ini sebagai katalis bagi masuknya investasi lanjutan di sektor lain, mulai dari jasa, pendidikan, hingga teknologi.
“IKN berpotensi menjadi showcase pembangunan perkotaan Indonesia di mata dunia, dan hunian modern adalah pintu masuknya,” ujarnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyoroti pentingnya pembangunan IKN yang terintegrasi dengan wilayah penyangga di sekitarnya.
Menurutnya, keberhasilan IKN tidak hanya diukur dari megahnya bangunan, tetapi dari kemampuannya menciptakan aglomerasi ekonomi yang sehat dan berkeadilan.
“IKN harus tumbuh sebagai pusat pertumbuhan baru yang memberi manfaat bagi kawasan sekitar, bukan berdiri sebagai enclave eksklusif,” tegasnya.
Ia menambahkan, keterlibatan investor global perlu diimbangi dengan penguatan peran pelaku nasional dan daerah.
“Kolaborasi internasional harus berjalan seiring dengan pemberdayaan tenaga kerja dan industri dalam negeri agar dampak ekonominya benar-benar dirasakan luas,” ujarnya.
Tohom optimistis, di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran, pembangunan IKN akan semakin menunjukkan hasil nyata.
“Apa yang kita lihat hari ini adalah fondasi. Ke depan, IKN harus menjadi simbol kemandirian, daya saing, dan kepercayaan dunia terhadap Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono menyampaikan bahwa masuknya konsorsium dari Amerika Serikat dan Korea Selatan merupakan bukti kepercayaan dunia internasional terhadap pembangunan IKN.
Ia menegaskan skema KPBU yang transparan dan berkelanjutan menjadi faktor utama yang menarik minat investor global, sekaligus menandai bahwa IKN kini bergerak sebagai proyek nyata yang diakui di kancah internasional.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]