Nusantara.WAHANANEWS.CO - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur terus menunjukkan progres signifikan.
Otorita IKN (OIKN) mencatat total komitmen investasi yang masuk telah menembus Rp225,02 triliun, menjadi bukti kuat bahwa proyek strategis nasional ini semakin diminati oleh investor dalam dan luar negeri.
Baca Juga:
Proyek Strategis IKN: Hutama Karya Pimpin Pembangunan Jalan Kompleks Yudikatif dengan Konsep Futuristik
Menyikapi capaian tersebut, Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap langkah pemerintah dalam mempercepat pembangunan IKN.
Menurut MARTABAT, besarnya investasi ini harus diikuti dengan peningkatan kualitas fasilitas publik di daerah penyangga kawasan otorita, agar manfaat pembangunan IKN dapat dirasakan secara lebih merata oleh masyarakat lokal.
Organisasi ini menilai bahwa arah kebijakan Presiden Prabowo yang menekankan pemerataan pembangunan nasional sejalan dengan semangat “Indonesia Maju dari Pinggiran”.
Baca Juga:
Batas Wilayah Disepakati, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Otorita IKN Jadi Pemda Khusus Tahun 2028
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai bahwa momentum investasi besar di IKN tidak boleh berhenti pada pembangunan infrastruktur inti saja.
Ia menekankan pentingnya menata kawasan penyangga seperti Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara agar terintegrasi dengan sistem IKN.
“Investasi sebesar Rp225 triliun harus menjadi lokomotif kemajuan wilayah sekitar. Jangan sampai kawasan inti modern, tapi daerah penyangga tertinggal dalam hal fasilitas publik, transportasi, air bersih, dan pelayanan sosial,” ujar Tohom, Minggu (9/11/2025).
Lebih lanjut, Tohom menilai bahwa peran masyarakat lokal, pelaku UMKM, serta sektor pendidikan harus mendapat porsi besar dalam kebijakan pembangunan kawasan penyangga.
Ia menyoroti pentingnya membangun ekosistem sosial dan ekonomi yang berkelanjutan agar IKN tidak menjadi “pulau urban” di tengah ketimpangan regional.
“Pemerintah sudah benar memperkuat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Tapi perlu langkah lebih agresif, terutama dalam akses pendidikan vokasi, infrastruktur dasar, dan transportasi penghubung,” jelasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan bahwa keberhasilan IKN sangat ditentukan oleh kualitas aglomerasi di kawasan penyangga.
Ia menekankan pentingnya konsep “kota-kota pendukung IKN” yang saling terkoneksi dan berfungsi sebagai simpul ekonomi baru.
“Konsep aglomerasi harus menjadi fondasi perencanaan jangka panjang. Artinya, Balikpapan, Samarinda, Penajam, dan Kutai bukan hanya hinterland, tapi bagian dari ekosistem kota cerdas yang menopang IKN secara fungsional,” ujar Tohom.
Ia juga mengingatkan bahwa pembangunan fasilitas publik harus memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dan tata ruang hijau.
Dengan begitu, pembangunan IKN dan kawasan pendukungnya dapat menjadi model percontohan kota masa depan Indonesia.
“Presiden Prabowo memiliki visi kuat untuk mewujudkan IKN sebagai simbol pemerataan dan kemajuan nasional. MARTABAT siap menjadi jembatan aspirasi masyarakat agar semangat pembangunan itu benar-benar terasa dari pusat hingga daerah penyangga,” tutupnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]