Nusantara.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran menyampaikan apresiasi atas kolaborasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) melalui sistem Computer Assisted Test (CAT) dengan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam menyiapkan aparatur sipil negara (ASN) yang profesional dan berintegritas.
Sinergi ini dinilai menjadi fondasi penting dalam membangun “dream team” birokrasi yang mampu mengawal pembangunan IKN secara efektif, transparan, dan berorientasi masa depan.
Baca Juga:
Demi Percepatan Pembangunan Kawasan Otorita IKN, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi OIKN Permudah Investor Urus Sertifikat Tanah
Menurut MARTABAT Prabowo–Gibran, seleksi CPNS OIKN berbasis CAT BKN mencerminkan komitmen kuat pemerintah menghadirkan tata kelola SDM aparatur yang objektif, meritokratis, dan bebas intervensi.
Pendekatan ini sejalan dengan agenda besar pemerintahan Prabowo–Gibran yang menempatkan reformasi birokrasi dan integritas aparatur sebagai prasyarat utama keberhasilan pembangunan nasional, khususnya di kawasan strategis seperti IKN.
Ketua Umum Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa pembangunan fisik IKN harus berjalan seiring dengan pembangunan kualitas manusianya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dorong Konektivitas Transportasi IKN–Sarawak untuk Perkuat Ekonomi Kawasan
Ia menilai, kehadiran CPNS hasil seleksi CAT BKN merupakan investasi jangka panjang negara untuk memastikan OIKN diisi oleh talenta terbaik yang siap bekerja lintas disiplin.
“IKN adalah simbol peradaban baru Indonesia. Karena itu, OIKN membutuhkan dream team yang tidak hanya cerdas secara teknis, tetapi juga kokoh secara etika dan integritas. Kolaborasi CAT BKN–OIKN adalah langkah tepat untuk memastikan standar tersebut,” ujar Tohom.
Tohom menyoroti penekanan OIKN dan BKN terhadap integritas sebagai nilai utama ASN. Menurutnya, integritas aparatur akan menentukan kepercayaan publik terhadap IKN sebagai pusat pemerintahan masa depan.
“Pegawai berintegritas adalah benteng utama dari praktik penyimpangan. Di IKN, standar itu harus dimulai sejak proses rekrutmen,” katanya.
Ia juga menilai orientasi Indonesia-sentris dalam pembangunan IKN membutuhkan aparatur yang adaptif, berwawasan kebangsaan, dan mampu bekerja kolaboratif.
CPNS hasil CAT BKN, lanjut Tohom, diharapkan cepat beradaptasi dengan tantangan institusional OIKN yang dinamis, sekaligus mampu menghadirkan layanan publik berkelas dunia.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch mengatakan bahwa kualitas SDM OIKN akan berpengaruh langsung terhadap pengelolaan kawasan aglomerasi di sekitar IKN.
“IKN akan menjadi magnet pertumbuhan baru. Aparatur yang berintegritas dan kompeten akan menentukan apakah pertumbuhan itu inklusif, tertata, dan berkelanjutan, atau justru memunculkan persoalan baru,” ujarnya.
Menurut Tohom, penekanan BKN terhadap kompetensi manajerial, sosial budaya, dan integritas merupakan paket lengkap yang relevan dengan tantangan OIKN.
Ia berharap pola rekrutmen dan pembinaan ASN seperti ini dapat menjadi model nasional dalam penguatan birokrasi di kementerian dan lembaga lain.
“Kami melihat ini sebagai praktik baik yang patut dijaga konsistensinya. Jika SDM aparatur IKN kuat, maka visi besar menjadikan IKN sebagai pusat pemerintahan modern, bersih, dan melayani akan lebih mudah diwujudkan,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]