Nusantara.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) yang mulai membangun pilar pendidikan berstandar internasional melalui pelatihan peningkatan kapasitas guru.
Bagi MARTABAT, transformasi menuju kota dunia tidak akan pernah tercapai jika kualitas sumber daya manusia -- khususnya para guru -- tidak ditingkatkan secara serius dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Sebut Game Changer ASEAN, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Rencana Sarawak Investasi di Kawasan Otorita IKN
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa pendidikan adalah urat nadi dari peradaban sebuah kota.
“IKN tidak boleh hanya menjadi kota baru dengan bangunan megah. Ia harus memiliki ruh, dan ruh itu lahir dari guru yang memiliki pola pikir global dan bermental kompetitif,” ujar Tohom, Minggu (12/10/2025).
Menurutnya, komitmen OIKN menghadirkan pendidikan kelas dunia patut diapresiasi karena dimulai dari fondasi paling strategis: pembentukan growth mindset para pendidik.
Baca Juga:
Jadi Pusat Investasi Dunia, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Kazakhstan Investasi di IKN
“Selama ini pembangunan sering dimulai dari infrastruktur fisik. IKN mengawali dari manusia. Ini langkah visioner yang harus disorot,” lanjutnya.
Pada Senin (6/10/2025), ratusan guru dari wilayah delineasi IKN berkumpul di Multifunction Hall Kantor Kemenko 3, KIPP IKN, mengikuti pelatihan intensif yang menghadirkan pendidik lulusan University College London (UCL), Galih Sulistyaningra.
Program ini menekankan pentingnya kepercayaan diri guru lokal untuk naik kelas dan beradaptasi dengan standar internasional.
MARTABAT Prabowo-Gibran menilai hadirnya sosok pendidik berkelas dunia ke dalam ekosistem guru IKN adalah penanda bahwa Nusantara tidak sekadar memindahkan administrasi pemerintahan, tetapi sedang membangun pusat peradaban baru yang menyerap praktik pendidikan terbaik dunia.
“Jika guru dilatih untuk berpikir seperti pendidik global, maka murid-muridnya kelak tidak hanya menjadi warga kota, tetapi warga dunia,” kata Tohom.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan bahwa pendekatan ini sejalan dengan konsep kota modern yang tidak lagi bertumpu pada beton dan aspal, melainkan pada jejaring pengetahuan dan daya saing manusia.
“Saya mengamati dinamika aglomerasi kota-kota maju dunia. Semuanya punya satu kesamaan: mereka memulai dari sistem pendidikan yang adaptif. IKN sedang menuju ke arah itu,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pemerataan akses pelatihan, tidak hanya terfokus pada kawasan inti IKN.
“Guru di luar lingkar pusat IKN juga harus disertakan. Kalau hanya inti kota yang maju, maka ekosistem aglomerasi tidak terbentuk. Kita tidak ingin IKN menjadi menara gading, tetapi pusat gravitasi kemajuan yang menyebar ke wilayah sekitarnya,” tegasnya.
MARTABAT Prabowo-Gibran berharap OIKN melanjutkan pola ini sebagai gerakan nasional.
Menurut mereka, ketika guru lokal mulai percaya diri dan mendapat akses pada standar global, maka Indonesia tidak hanya membangun ibu kota baru, tetapi juga membangun cara berpikir baru sebagai bangsa.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]