Di tengah situasi yang serba terbatas, ada kebahagiaan tersendiri saat berhasil memberikan penanganan yang terbaik.						
					
						
						
							”Pekan lalu kami kedatangan pasien lansia usia 86 tahun. Saat dibawa ke posko, keluarga menyampaikan pasien tersebut sudah 3 hari mengalami sesak nafas berat di pengungsian. _Alhamdulilah_, kondisi membaik setelah kami lakukan tindakan _urgent_ nebu dan pemberian oksigen,” pungkasnya.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									PLN Tunjukkan Profesionalisme, Listrik Stabil Selama Kunjungan VVIP Afrika Selatan dan Brasil
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Mia Sumiati, salah satu penyintas gempa yang menderita pusing dan sakit lambung mengungkapkan terima kasihnya atas pelayanan posko Kesehatan YBM PLN.						
					
						
						
							“Sakit saya sudah ditangani tim dokter dengan baik. Anak-anak dan suami juga sudah diperiksa. Malam hari setelah gempa, dokter dari YBM sudah datang dan sigap. _Alhamdulillah_, sangat membantu sekali,” ucapnya.						
					
						
						
							Posko kesehatan YBM PLN masih akan terus melayani para pengungsi sampai bulan Desember 2022. Untuk menjangkau penyintas gempa di daerah paling terdampak, mulai 1 Desember posko akan beroperasi di wilayah Cugenang.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									PLN dan Polytron Catat Rekor MURI: 500 Motor Listrik Lakukan Pengisian Serentak di Jatinangor
								
								
									
	
								
							
						
						
							Untuk diketahui Gempa 5,6 Skala Richter (SR) yang terjadi di Cianjur (21/11) menyebabkan beberapa keluarga terpaksa tinggal di posko karena rumahnya rusak bahkan hancur.						
					
						
						
							Fasilitas yang sangat terbatas, kondisi lingkungan dan cuaca yang mudah berubah tak jarang membuat para pengungsi mengalami masalah kesehatan. [JP]