Nusantara.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyampaikan apresiasi terhadap Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, yang memimpin langsung pelaksanaan Pre-Construction Meeting (PCM) sebagai tanda dimulainya kontrak pekerjaan fisik Tahap II pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai langkah tersebut mencerminkan kesungguhan pemerintah dalam menjaga akuntabilitas serta memastikan proyek strategis nasional ini berjalan sesuai asas keterbukaan dan integritas publik.
Baca Juga:
IKN Butuh Akses Terbuka, DPR Bahas Perubahan Status Bandara Nusantara
Tohom menyatakan bahwa pernyataan tegas Basuki untuk menolak segala bentuk suap dan praktik tidak etis dalam pelaksanaan proyek adalah sinyal kuat bahwa proyek IKN bukan arena kompromi bagi perilaku menyimpang.
“Pembangunan IKN harus menjadi simbol peradaban baru, dan itu dimulai dari mentalitas pengelolanya, maka pernyataan Pak Basuki adalah komitmen yang sangat pantas diapresiasi dan harus dijaga bersama,” kata Tohom, Selasa (29/7/2025).
Ia juga memuji pendekatan teknis dan prosedural dalam PCM yang melibatkan koordinasi lintas pihak, penataan lalu lintas proyek, serta pembahasan risiko lingkungan, termasuk pentingnya menjaga kawasan riparian dan mengatur lalu lintas material secara disiplin.
Baca Juga:
Bahas Kementerian-BUMN Berkantor di IKN, Komisi II DPR Bakal Panggil OIKN
Tohom menilai bahwa proyek pembangunan tahap dua ini akan sangat kompleks, sehingga perlu dikawal dengan standar tinggi dalam perencanaan dan pelaksanaannya, termasuk pengawasan terhadap batching plant dan pengangkutan material agar tidak merusak infrastruktur yang sudah terbangun.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa pembangunan IKN tidak bisa hanya dilihat dari sisi infrastruktur, tetapi juga harus dilihat sebagai momentum pembentukan sistem kota cerdas yang menjunjung transparansi fiskal, efisiensi logistik, serta keberlanjutan lingkungan.
Ia juga menekankan bahwa disiplin dalam pengelolaan waktu dan logistik selama fase kedua ini harus menjadi perhatian utama, terlebih karena pekerjaan berlangsung dalam waktu terbatas dan dalam kondisi cuaca yang menantang.