WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menilai Pelabuhan PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) sudah selayaknya ditempatkan sebagai objek vital nasional dalam menopang pembangunan Kawasan Industri Kalimantan Timur sekaligus Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dukungan penuh terhadap perluasan kapasitas KKT disuarakan langsung oleh jajaran pengurus MARTABAT sebagai bentuk kontribusi nyata bagi agenda strategis pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Juga:
Wamendag Roro Dorong Kolaborasi Pemerintah, Akademisi, dan Swasta
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa KKT bukan sekadar terminal peti kemas biasa, melainkan simpul logistik yang menentukan kepercayaan investor dan kelancaran rantai pasok.
“Jika pemerintah serius menjadikan IKN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, maka infrastruktur logistik seperti KKT harus diperbesar kapasitasnya. Tanpa itu, suplai material dan distribusi barang bisa tersendat, yang akhirnya menurunkan daya tarik investasi,” kata Tohom di Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Ia menyoroti kapasitas penanganan 240.000 TEU per tahun yang dimiliki KKT saat ini masih tergolong terbatas, terutama untuk menopang proyek jangka panjang seperti pembangunan IKN dan kawasan industri berbasis energi hijau di Kalimantan.
Baca Juga:
Wamendag Roro Tekankan Pentingnya Sistem Logistik yang Adaptif dalam Hadapi Tantangan Global
“Kita bicara masa depan puluhan tahun, bukan sekadar lima tahun ke depan. Maka perencanaan kapasitas KKT harus dikalibrasi ulang, minimal dua kali lipat dari yang ada saat ini,” ujarnya.
Tohom menjelaskan bahwa KKT memiliki posisi strategis karena berada di Teluk Balikpapan dan langsung terhubung dengan jalur ALKI II.
“Inilah pintu gerbang maritim Kalimantan. Jadi, memperbesar KKT sama artinya dengan memperbesar peluang ekspor-impor, memperlancar distribusi antarpulau, dan memperkuat bargaining Indonesia di jalur logistik global,” jelasnya.