Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa pembangunan IKN tidak bisa dipandang hanya sebagai proyek urban modern, melainkan sebagai proyek aglomerasi sosial-ekonomi yang menuntut integrasi.
“IKN akan didatangi ratusan ribu penduduk baru. Kalau tidak dikelola dengan kearifan lokal, ada risiko ketimpangan. Desa wisata adalah cara elegan untuk menyeimbangkan modernitas dengan akar budaya,” tegasnya.
Baca Juga:
Penampakan IKN yang Jadi Ibu Kota Politik 2028 Dibocorkan NASA
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyampaikan bahwa desa wisata akan menjadi ujung tombak estetika dan ekonomi IKN.
Ia menilai Kalimantan Timur perlu mencontoh keberhasilan Bali dalam mengelola pariwisata secara profesional, serta mengajak pihak swasta, termasuk perusahaan tambang dan perkebunan, untuk menyalurkan CSR mereka demi mendukung desa wisata.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]