Tohom juga menyebut bahwa konektivitas darat, termasuk wacana jalur kereta api yang menghubungkan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, berpotensi mengubah wajah ekonomi Kalimantan secara menyeluruh.
Jalur tersebut dinilai dapat memperlancar distribusi logistik, menurunkan biaya transportasi, serta membuka akses wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi.
Baca Juga:
Jadi Laboratorium Etos Kerja Baru, MARTABAT Prabowo-Gibran: OIKN sebagai Pusat Lahirnya Standar Baru Pelayanan Publik
“Ini berkaitan dengan keadilan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan,” katanya.
Lebih jauh, Tohom melihat kerja sama ini sebagai peluang memperkuat diplomasi ekonomi berbasis kawasan.
Dengan latar budaya serumpun dan kedekatan geografis, Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan, memiliki modal sosial yang kuat untuk membangun kolaborasi lintas sektor.
Baca Juga:
Dorong IKN Mandiri Energi, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Transfer Teknologi Hidro dari Tajikistan
Transportasi yang terintegrasi akan menjadi tulang punggung bagi kerja sama di bidang pendidikan, kesehatan, pariwisata, hingga kebudayaan.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa pembangunan transportasi lintas negara harus dirancang secara terintegrasi dengan tata ruang dan pengembangan wilayah aglomerasi.
Menurutnya, tanpa perencanaan yang matang, konektivitas berisiko hanya memusatkan pertumbuhan di satu titik.